Jumblengggg..

Hari ini, saat aku pandangi desaku yang permai. Konon sebuah desa yang panjang punjung gemah ripah, tata tentrem kerta tur raharja. Masyarakatnya hidup rukun berdampingan. Setiap hari berangkat kesawah dengan cangkul dan garu welukunya. Sore harinya kembali lagi kesawah untu mencari rumput bagi makanan ternak-ternaknya. Sapi, kerbau dan kambing selalu ada disetiap samping rumahnya. Mereka makan hanya dari hasilnya bercocok tanam disawah, dipinggiran hutan kelapa yang diambil niranya untuk diolah dijadikan gula kelapa.Namun sayang di abad teknologi informasi yang semakin menggelora ini sebagian besar masyarakat pedesaan. Utamnya yang hidup di lereng - lereng gunung dan pegunungan masih jauh dari sentuhan pendidikan dan kebiasaan hidup sehat yang memadai. Walaupu secara geografis desa karangbendo hanyalah 10 kilometer dari pusat pemerintahaan kota Blitar. Kota yang terkenal dengan semangat patriotik Sudanco Supriyadi yang sebagai Pahlawan Peta Blitar. Bung Karno, ploklamatir RI, putra sang fajar dan penyambung lidah rakyat Indonesia dibesarkan dan dimakamkan di Blitar.
Buku-buku besarnya bisa dinikmati di Perpustakaan Bung Karno. Ajaran nasionalisme, marhenisme, sosialisme selalu digembar-gemborkan dalam setiap kesempatan.

Tapi nyatanya di kampungku masih banyak dijumpai masyarakat yang tidak dapat membaca dan menulis, alias buta huruf. Kesehatan lingkungan kurang mendapat perhatian yang serius. Mandi, cuci dan buang air masih sembarangan. Di tegal, di sawah, di jumbleng seadanya. Jika musim hujan tiba dibawa air kemana-mana. Wabah diare, desentri dan penyakit perut lainnya selalu dikeluhkan masyarakat. Terutama yang masih pada usia balita adalah pengunjung setia di puskesmas pembantu Karangbendo kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar. Penyebabnya apa??? Tak lain dan tak bukan adalah nyamuk dan lalat yang ditimbulkan oleh sanitasi yang kurang baik.Tangan - tangan lincah yang diharapkan dapat membantu masyarakat, paling tidak coba berikan motifasi positip tentang pentingnya pendidikan dan manfaat dari hidup bersih dan sehat hampir tak pernah datang. Memiliki sapi, kerbau dan kambing banyak masih tak juga bersedia untuk bangun kamar mandi dan utamanya untuk "buang air besar". Sanggup beli truk untuk usaha material dan beli honda gl pro tapi anaknya lulus smp cukup. Kondisi demikian ini yang membuat wargaku selalu ketinggalan dari yang lain. Bila jalan-jalan dengan pakaian trendi, motornya mengkilat dan parfumnya wangi, tapi buang air besar masih di jumbleng!!

Jumbleng adalah suatu tempat dimana seseorang membuang hajat besarnya. Terdiri dari tanah yang digali sedalam kurang lebih dua meter, lebar sisi-sisinya satu meter, diatasnya diberi kayu dan anyaman bambu dan diberi lubang untuk mengeluarkan hajat. Tinja jatuh kebawah terus diurai oleh bakteri dan jasat renik lainnya sekaligus dibarengi dengan bau yang kurang sedap.
Sebagian besar penduduk menggunakan fasilitas jumbleng ini untuk dijadikan sarana buang hajat. Satu bangunan jumbleng digunakan untuk tiga sampai empat kepala keluarga. Masing - masing keluarga punya anggota empat orang. Jadi satu jumbleng setiap harinya harus menampung tinja 4 X 4 orang sama dengan 16 orang.
Kami dari pihak puskesmas telah berupaya memberikan pengertian dan motivasi tentang sanitasi yang sehat. Dengan menyisihkan beberapa rupiah untuk membantu membuat WC semi permanen yang penting tertutup bebas dari nyamuk dan lalat. Satu jamban untuk empat sampai lima kepala keluarga. Tapi sampai detik ini masih belum bisa terealisir. Karena banyak faktor yang mempengaruhi gagalnya usaha ini. Faktor pendidikan, budaya masyarakat setempat dan pandangan kolot yang sulit ditinggalkan. Untuk itu bila ada teman-teman yang berkompeten dalam bidang ini dan sempat baca posting ini, saya mohon bantuan jalan keluarnya. Dengan bantuan teknologi boleh keluar angkasa, dengan sumbang saran anda kami dapat lepas dari belenggu wabah akibat tinja....
piye to masssss

Mengenai Saya

Foto saya
Siswa Kelas Lima SDN Bendogerit I Kota Blitar - Jawa Timur

Muhammad Prasaja

Muhammad Prasaja
siswa SDN Bendogerit I Blitar

puskemas pembantu karangbendo

puskemas pembantu karangbendo
my lovely son

Pengikut